Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang
paling jelas, mudah diukur dan sangat beragam. Suhu tersebut mempunyai peranan
yang penting dalam mengatur aktivitas biologis organisme, baik hewan maupun
tumbuhan. Ini terutama disebabkan karena suhu mempengaruhi kecepatan reaksi
kimiawi dalam tubuh dan sekaligus menentukan kegiatan metaboli, misalnya dalam
hal respirasi. Sebagaimana halnya dengan faktor lingkungan lainnya, suhu
mempunyai rentang yang dapat ditolerir oleh setiap jenis organisme. Masalah ini
dijelaskan dalam kajian ekologi yaitu, “Hukum Toleransi Shelford”. Dengan alat
yang relatif sederhana, percobaan tentang pengaruh suhu terhadap aktivitas
respirasi organisme tidak sulit dilakukan, misalnya dengan menggunakan
respirometer sederhana (Tim Pengajar, 2010).
Ikan
dalam arti sebenarnya adalah makhluk hidup / binatang bertulang belakang yang
selama hidupnya (hidup) di dalam air, bernafas dengan insang, berdarah dingin,
bersisik / tidak, dan bersirip (berpasangan dan tunggal). Ikan adalah
anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan
bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka
ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara
taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya
masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas
Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas
Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan
bertulang keras (kelas Osteichthyes). Ikan dalam berbagai bahasa daerah disebut
iwak, jukut.
Fisiologi ikan mencakup proses
osmoregulasi, sistem sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan metabolisme,
pencernaan, organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi
(Fujaya,1999). Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk
lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar
dare insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat
dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang
filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada
filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga
memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan
bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan
insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum. Ikan
mas dapat di klasifikasikan secara taksonomi (Susanto, 2007) sebagai berikut:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species:
Cyprinus carpio
Sedangkan Djoko Suseno (2000)
mengemukakan, berdasarkan fungsinya, ras-ras ikan mas yang ada di Indonesia
dapat digolongkan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama merupakan ras-ras ikan
konsumsi dan kelompok kedua adalah ras-ras ikan hias. Ikan mas sebagai ikan
konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan mas bersisik penuh dan ras
ikan mas bersisik sedikit. Kelompok ras ikan mas yang bersisik penuh adalah
ras-ras ikan mas yang memiliki sisik normal, tersusun teratur dan menyelimuti
seluruh tubuh. Ras ikan mas yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah ikan mas
majalaya, ikan mas punten, ikan mas si nyonya dan ikan mas merah. Sedangkan
yang tergolong dalam ras karper bersisik sedikit adalah ikan karper kaca yang
oleh petani di Tabanan biasa disebut dengan nama karper gajah. Untuk kelompok
ras ikan karper hias, beberapa di antaranya adalah karper kumpay, kaca, mas
merah dan koi.
Secara morfologis, ikan mas
mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di
ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang
sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi
sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik
ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid
berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna
tersebut sesuai dengan rasnya.
Secara morfologis, ikan mas mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.
Secara morfologis, ikan mas mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran pendek. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi sisik dan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.
Tubuh ikan mas
digolongkan (3) tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada kepala terdapat
alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang tidak berhubungan
dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup insang, alat pendengar
dan keseimbangan yang tampak dari luar (Cahyono, 2000). Jaringan tulang atau
tulang rawan yang disebut jari-jari. Sirip-sirip ikan ada yang berpasangan dan
ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan anggota gerak yang bebas.
Disamping alat-alat yang terdapat dalam, rongga peritoneum dan pericardium,
gelembung renang, ginjal, dan alat reproduksi pada sistem pernapasan ikan
umumnya berupa insang (Bactiar,2002). Ikan mas dapat tumbuh normal, jika lokasi
pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150-1000 m diatas permukaan laut,
dengan suhu 20 oC-25 oC pH air antara 7-8 (Herlina,2002).
Ikan ini merupakan ikan
pemakan organisme hewan kecil atau renik ataupun tumbuh-tumbuhan (omnivore).
Kolam yang di bangun dari tanah banyak mengandung pakan alami,ikan ini mengaduk
Lumpur,memangsa larva insekta,cacing-cacing mollusca (Djarijah,2001).
Cahyono (2000)
menyatakan, jenis makan dan tambahan yang biasa di berikan pada ikan mas adalah
bungkil kelapa atau bungkil kacang, sisa rumah pemotongan hewan, sampah rumah
tangga dan lain-lain, sedangkan untuk makanan buatan biasanya di berikan berupa
crumble dan pellet. Alat dan bahan yang digunakan yaitu
:
§ Alat
• Beaker glass sebagai ikan untuk ikan yang akan diamati
• Wadah plastic sebagi tempat ikan sebelum dan setelah diamati
• Water bath sebagai penangas air
• Termometer Hg / alcohol untuk mengukur suhu air
• Hand counter untuk menghitung bukaan operculum
• Timer / stopwatch untuk mengamati waktu
• Beaker glass sebagai ikan untuk ikan yang akan diamati
• Wadah plastic sebagi tempat ikan sebelum dan setelah diamati
• Water bath sebagai penangas air
• Termometer Hg / alcohol untuk mengukur suhu air
• Hand counter untuk menghitung bukaan operculum
• Timer / stopwatch untuk mengamati waktu
§ Bahan
• Benih ikan mas sebanyak 10 ekor
• Stok air panas untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan
• Stok air panas untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan
Frekuensi membuka serta menutupnya
operculum pada ikan mas terjadi lebih sering pada setiap kenaikan suhu, serta
penurunan suhu dari suhu kamar hingga suhu dibawah kamar (250C – 230C)
semakin sering ikan itu membuka serta menutup mulutnya hal ini dapat kita
simpulkan bahwa bila suhu meningkat, maka laju metabolisme ikan akan meningkat
sehingga gerkan membuka dan menutupnya operculum ikan akan lebih cepat daripada
suhu awal kamar, serta sebaliknya pula jika suhu menurun maka semakin jarang
pula ikan itu membuka serta menutup mulutnya. Pada peristiwa temperature
dibawah suhu kamar maka tingkat frekuensi membuka dan menutupnya operculum akan
semakin lambat dari pada suhu kamar. Dengan adanya penurunan temperature, maka
terjadi penurunan metabolisme pada ikan yang mengakibatkan kebutuhan O₂ menurun, sehingga
gerakannya melambat. Penurun O₂
juga dapat menyebabkan kelarutan O₂
di lingkungannya meningkat. Dalam tubuh ikan suhunya bisa berkisar ± 1°
dibandingkan temperature linkungannya (Nikolsky, 1927). Maka dari itu,
perubahan yang mendadak dari temperature lingkungan akan sangat berpengaruh
pada ikan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Diani, ita.2011. Pengaruh Perubahan Suhu Panas
dan Dingin Media Air terhadap Membuka
& Menutup Operculum Benih
Ikan Mas.http://itadiani93.wordpress.com/
(Diakses
tanggal 7 Oktober 2014 pukul
15.00 WIB)
Anonim.2011. Pengaruh Suhu Terhadap Aktifitas
aktifitas.html
(Diakses tanggal 7 Oktober 2014 pukul 15.30 WIB)