Perusahaan beliau ini berkutat di sektor
transportasi hingga melambungkan nama pendirinya masuk pada jajaran 40
orang terkaya se Indonesia versi majalah Forbes Asia tahun 2007,
tepatnya ia berada di posisi ke-23 dengan jumlah kekayaan sekitar 345
juta dollar AS, wih keren banget ngga sih ?
Namun siapa sangka laki-laki yang banyak menghabiskan waktu kecilnya di
pesisir laut ini mampu meraih cita-citanya. Bermodalkan semangat
kemandirian dan kerja keras berjibah di dalam dunia bisnis, tak pelak,
pengusaha sukses ini memiliki berbagai armada kapal dengan berbagai
jenis. Namun di sisi lain, ia terlebih dahulu dihadapi dengan berbagai
kesulitan dan rintangan. Tetapi dengan langkah pasti untuk menggapai
harapan, ia berusaha untuk mengatasinya. Berikut kisah beliau.
Hadi Surya
Hadi Surya membangun Berlian Laju Tanker dari berdagang komoditas.
Kendati kerap bertransaksi dengan dolar, Berlian tidak roboh oleh
krismon tujuh tahun lalu. Sebaliknya, malah bisa menambah armada
kapalnya. Besar di pesisir, akhirnya mendulang sukses dari bisnis
kelautan. Banyak orang yang mengalami hal seperti itu, tapi sedikit yang
bisa menjaga kejayaan. Salah satunya adalah pendiri Berlian Laju
Tanker, Hadi Surya. Ia sangat familiar dengan kehidupan laut lantaran
menghabiskan masa kecil di pesisir Madura. Orangtua Hadi adalah pedagang
besar ikan asin. Dari merekalah, Hadi mengenal dunia bisnis.
Pertama kali menjadi pengusaha, Hadi mencoba berdagang sendiri. Ia tidak
bergelut dengan ikan asin, tapi hasil bumi seperti jagung, kedelai,
gaplek, kopi, dan karet. Tak puas dengan pasar lokal, dia mencoba pasar
ekspor. Belum cukup berdagang komoditas, Hadi juga mencoba berbisnis
kayu. Bisnis inilah yang menuntunnya kembali ke laut yakni perkapalan.
Awalnya, pada 1977 Hadi mendirikan PT Arpeni Pratama Ocean Line. "Waktu
itu, tak gampang mendapatkan izin pelayaran," kenang Hadi.
Arpeni mengantongi izin pelayaran khusus bulk carrier, seperti kayu
gelondongan. Tahun 1981, pemerintah membuka kesempatan bagi pengusaha
yang berminat dalam bidang angkutan barang cair. Hadi tak melewatkannya.
Ia lantas mendirikan Bhaita Laju Tanker demi menjalankan usaha angkutan
cair tersebut. "Dalam bahasa Sansekerta, bhaita berarti kapal,"
ujarnya. Modalnya adalah dua buah kapal berkapasitas 6.000 ton, seharga
Rp 5,6 juta. "Saya masih ingat betul, karena itulah cikal bakal Berlian
Laju Tanker," papar Hadi. Kedua kapal itu diberi nama Anjasmara dan
Brotojoyo.Dengan Anjasmara dan Brotojoyo itulah Hadi melayani
pengangkutan bahan baker minyak Pertamina.
Sebagai pendatang baru, Berlian belum mendapat kontrak yang sifatnya
carter jangka panjang. "Kami hanya mendapatkan kontrak dua tahun,"
terang Hadi. Baru setelah itu diadakan tender ulang. Setelah kontrak
ulang, barulah Bhaita mendapat tender long term charter sampai tahun
2002 lalu. Kembar dengan bisnis saudara menteriBiarpun mendapat kontrak
jangka panjang, sewa dari Pertamina kurang menguntungkan. Hadi mulai
mencari celah lain, meski ia tetap ingin berbisnis pengangkutan benda
cair.
Berbarengan dengan itu, kebetulan banyak industri kimia mulai berpikir
untuk menggunakan angkutan laut. Maka, tahun 1986 Hadi memulai bisnis
angkutan kimia cair berbekal satu buah kapal tanker bekas. Sejak itu
Bhaita punya dua bisnis: pengangkutan BBM dan kimia cair. Belakangan,
tampak bahwa pilihan Hadi ini tepat karena kebutuhan kimia di mana pun
tumbuh pesat. "Konsumsi produk kimia itu berkembang cepat," ujar ayah
tiga anak ini. Sayang, nama Bhaita Laju Tanker tak kunjung mendapatkan
pengesahan dari Departemen Kehakiman. Dari informasi yang diperoleh,
nama Bhaita ternyata telah dipakai oleh perusahaan lain yang pemiliknya
masih bersaudara dengan Menteri Kehakiman. "Ya, sampai mampus saya tidak
bisa mendapatkan pengesahan itu," ujar Hadi. Wajar kalau Hadi kesal.
Soalnya, simbol BLT telanjur terpampang di cerobong asap armadanya.
Terpaksa Hadi mencari nama lain yang mempunyai awal huruf B untuk
menggantikan Bhaita. Dari situlah ketemu sebutan Berlian.
Pada 1988, bergantilah nama perusahaan pelayaran milik Hadi menjadi
Berlian Laju Tanker. Kerja keras Hadi mengembangkan Berlian sebagai
pengangkutan bahan kimia cair dan BBM mulai menampakkan hasilnya. Laba
selalu mewarnai perjalanan Berlian di sekitar perairan Indonesia dan
negara Asia lain. Dari keuntungan tersebut, Hadi membangun armada
kapalnya. "Kalau ada keuntungan, gunakanlah untuk ekspansi. Jangan
lantas foya-foya," ujar Hadi mantap.
Sampai tahun 1989, Hadi telah memiliki empat kapal tanker, dua dipakai
untuk membawa BBM, satu untuk kimia cair, dan satu lagi untuk angkutan
gas elpiji. Justru tertolong oleh krismonKarena perkembangannya pesat,
tahun 1990 Berlian bisa menawarkan sahamnya pada masyarakat. Ia menjadi
perusahaan pelayaran nasional pertama yang menggelar initial public
offering di Bursa Efek Jakarta. Aktivitas tersebut ternyata mengundang
perhatian bank asing untuk memberi pinjaman kepada Berlian. Alhasil,
"Kami jadi mengembangkan sayap dengan lebih cepat dan mudah," katanya.
Bermodal penyertaan masyarakat, Berlian lantas membeli tiga kapal tanker
dan satu kapal pengangkutan LPG.
Di tengah pesatnya bisnis pelayaran Berlian, tiba-tiba ada badai krismon
alias krisis moneter yang datang. Hadi bilang bahwa Berlian tak luput
dari pukulan tersebut. "Banyak pencarter yang telat pembayarannya,"
tutur Hadi. Namun, mereka juga mendulang banyak laba, soalnya pencarter
membayar mereka dengan dolar AS, sementara nilai tukar dolar terhadap
rupiah meningkat tajam. Keuntungan ini segera digunakan sebagai modal
tambahan. "Saat itulah kesempatan membangun kapal dengan harga yang
relatif murah," cetus Hadi. Berkat krismon, Berlian malah bisa menambah
jumlah armada. Sekarang, mereka mengoperasikan 51 kapal dengan awak
lebih dari 1.300 orang. Jenis pengangkutannya pun beragam: ada BBM,
bahan kimia cair, hingga gas baik LPG maupun LNG.
Bahkan, kini mereka sedang membangun kapal-kapal lain yang
berangsur-angsur akan selesai hingga tahun 2008. "Masih ada 10 kapal
dalam pembangunan," terang Hadi yang kini sudah duduk di kursi Presiden
Komisaris PT Berlian Laju Tanker. Berkah Ikan AsinAroma garam yang kuat
sangat akrab di hidung Hadi Surya. Maklum, ia melalui masa kecilnya di
pesisir pantai. Bahkan, "Saya dulu adalah penyuluh ikan asin di Desa
Sepuluh, Pesisir Madura," ucap Hadi yang asli Surabaya ini. Ceritanya,
sekitar 1950-an Hadi yang masih SMA kerap melihat nelayan sedang
menjemur ikan asin. Kebetulan, orang tua Hadi adalah juragan ikan asin.
Lama-kelamaan, Hadi pun ikut turun tangan membantu dan memberi
pengarahan kepada nelayan untuk memilah ikan yang mereka produksi sesuai
dengan kualitasnya. "Mereka akan menyetor ikan asin pada orang tua saya
untuk dikirim ke Bandung," jelasnya.
Biarpun tumbuh bersama ikan asin, Hadi tidak tertarik bisnis ikan.
Justru ia ingin berdagang komoditas hasil bumi. Nah, dari situlah ia
lantas merintis bisnis pelayaran. Terjun ke Sawah Setelah bertahun-tahun
mendalami bisnis pelayaran, tahun 2002 Hadi Surya melepas jabatan
Presiden Direktur Berlian Laju Tanker. Ia memang masih menjabat sebagai
presiden komisaris, namun kesibukannya tidak lagi seperti dulu.
Alih-alih mendekati laut, Hadi malah mengaku kembali ke sawah. Maklum,
tiga tahun belakangan, Hadi menggarap proyek padi hibrida di 14
kabupaten di Jawa Timur. Proyek padi hibrida tersebut membuat Hadi
merelakan simpanannya miliaran rupiah untuk modal. Ia juga mau kepanasan
di tengah sawah demi memberikan penyuluhan kepada mereka. Semua
dilakukan, lantaran dia merasa tersentuh ketika tahu kecilnya
penghasilan petani di Indonesia. "Saya ingin membantu petani," ujarnya.
Tentu saja, meski terjun ke sawah, Hadi tidak meninggalkan begitu saja
semua bisnisnya yang lain, seperti bisnis kayu dan pertambangan. "Sampai
sekarang masih ada. Semua yang ada itu tidak boleh dilepas," jelas Hadi
serius. (sumber: buildfortune.blogspot.com)
Sungguh profil pengusaha sukses dunia ini menginspirasi kegigihan dan
pantang menyerah beliau untuk membangun usaha. Hadi Surya telah
membuktikan bahwa beliau mampu menjadi pengusaha sukses di Indonesia. Walaupun hidup dilingkungan keluarga pedagang, namun ia lebih memilih
untuk hidup mandiri memulai usaha. Bekal semangat pantang menyerah, ia
mampu menghadapi perjalanan bisnis yang berliku. Selain itu,
ketajamannya didalam menggeluti usaha merupakan salah satu kunci
kesuksesannya. Itulah sekelumit kisah Hadi Surya dalam merintis usaha
hingga masuk pada jajaran orang terkaya di Indonesia pada tahun 2007.
Semoga bisa menambah semangat anda, salam sukses selalu!
sumber : http://profilpengusahasuksesindonesia.blogspot.com/2012/11/profil-pengusaha-sukses-dunia-hadi-surya.html